FisTum
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR –
DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA V
FOTOSINTESIS
Oleh :
Nama : Aprian Aji Santoso
Nim : A1L010222
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN
Organisasi
dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tidak ada
berhentinya. Sumber energi ini tersimpan
dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrof hidup dan tumbuh dengan
memasukkan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya.
Satu-satunya
sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan
ialah fotosintesis. Organisme yang dapat
melakukan proses fotosintesis adalah organisme autotrof seperti tumbuhan dan
ganggang hijau. Yang pada akhirnya
ketahanan hidup seluruh kehidupan di bumi ini bergantung pada proses
fotosintesis. Oleh karena itu organisme
heterotrof sangat bergantung pada organisme autotrof.
Fotosintesis
merupakan salah satu proses metabolisme yang terjadi di dalam tumbuhan, yaitu
proses anabolisme atau biosintesis senyawa organik atau glukosa yang berasal
dari senyawa anorganik (H2O dan CO2) dengan menggunakan cahaya sebagai sumber
energi. Pada proses fotosintesis juga
akan terbentuk gas oksigen sebagai hasil samping.
Tujuan
praktikum acara fotosintesis ini adalah disamping untuk melengkapi mata kuliah
Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan juga untuk :
1.
Mengukur laju fotosintesis secara quantitatif dengan
menggunakan alat Leaf Chamber Analyser (LCA 4).
2.
Mengamati hubungan antara intensitas cahaya dengan laju
fotosintesis suatu tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Fotosintesis
adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air dan
karbondioksida) dengan pertolongan energi cahaya matahari. Karena bahan baku yang digunakan adalah zat
karbon (karbondioksida), maka dapat juga disebut asimilasi zat karbon (Syamsuri,
2000).
Pada
dasarnya proses fotosintesis merupakan kebalikan dari pernapasan. Proses pernapasan bertujuan memecah gula
menjadi karbondioksida air dan energi.
Sebaliknya, proses fotosintesis mereaksikan (menggabungkan)
karbondioksida dan air menjadi gula dengan menggunakan energi cahaya
matahari. Proses fotosintesis umumnya
hanya berlangsung pada tumbuhan berklorofil pada waktu siang hari. Fotosintesis dapat terjadi pada malam hari
asalkan ada sumber cahaya, misal cahaya lampu.
Secara singkat persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam dapat
dituliskan sebagai berikut (Syamsuri, 2000) :
Cahaya matahari
6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6
O2
+ 6 H2O
klorofil
Dalam
kehadiran cahaya, fotosintesis dapat terjadi pada sembarang bagian hijau
tumbuhan, akan tetapi pada tumbuhan darat yang khusus, hanya daun dengan bagian
permukaan yang luas dan kloroplas melimpah yang merupakan pusat utama proses
tersebut. Karbondioksida yang digunakan
pada fotosintesis diperoleh dari atmosfer yang biasanya mengandung gas ini
sekitar 0,03 % volume. Karena kutikula
relatif kedap gas, maka karbondioksida harus memasuki daun terutama lewat
stomata. Setelah berada di dalam daun, karbondioksida
itu berdifusi ke dalam sistem ruang udara antar sel dan larut dalam air yang
menjenuhkan dinding sel-sel mesofil.
Karbondioksida ini lalu berdifusi atau bergerak aktif karena aliran
protoplasma, melalui air pada sitoplasma memasuki kloroplas. Dengan kehadiran cahaya terjadilah
fotosintesis dalam kloroplas (Loveless, 1991).
Dalam
kloroplas tanaman tingkat tinggi terdapat dua macam klorofil, yaitu klorofil A
dan klorofil B. Klorofil A berwarna
hijau kebiru-biruan, sedangkan klorofil B berwarna hijau kekuning-kuningan. Selain klorofil, di dalam kloroplas terdapat
pula pigmen berwarna kuning yaitu karotin dan xantofil. Hanya sebagian kecil saja dari sinar matahari
dapat dimanfaatkan dalam fotosintesis yaitu yang termasuk dalam sinar putih (Darmawan,
1983).
Sinar
putih ini apabila disorotkan melalui sebuah prisma, akan terurai menjadi
berbagai warna dengan panjang gelombang yang berkisar antara 400 sampai 750
milimikron. Warna-warna tersebut
diantaranya adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna sinar matahari yang paling banyak
diserap untuk fotosintesis terletak pada daerah biru ungu dan merah jingga,
sedangkan kuning dan hijau hanya diserap sedikit (Darmawan, 1983).
Pada
fotosintesis terjadi dua macam reaksi yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap. Reaksi terang atau reaksi
fotokimia adalah reaksi yang membutuhkan cahaya. Sedangkan reaksi gelap adalah reaksi kimia
yang terjadi secara terus menerus pada keadaan ada atau tanpa cahaya tetapi
dipengaruhi oleh suhu (Darmawan, 1983).
Reaksi
terang terdiri dari dua macam reaksi (Darmawan, 1983), yaitu :
1.
Siklis : Pengumpulan dan penyimpanan energi dari
matahari.
Cahaya
merangsang klorofil yang segera mengirim elektron pada vitamin K dan FMN
(Flavin mononukleotida) yang meneruskan lagi ke sitokrom. Dalam proses ini energi yang dilepaskan
dipergunakan untuk merubah ADP menjadi ATP.
Untuk ini dibutuhkan 10.000 kal/ mol.
Kemudian elektron dengan energi rendah tersebut ditangkap kembali oleh
klorofil sambil melepaskan sinar merah.
ATP merupakan senyawa berkadar energi tinggi, sedangkan ADP berkadar
energi rendah.
2.
Non siklis.
Sinar matahari
melalui klorofil meningkatkan taraf energi dari hidrogen. Taraf energi ini dilepaskan dan ditangkap
oleh sitokrom b yang melepaskan energi ke sitokrom f dengan mengubah ADP
menjadi ATP.
Sitokrom f
ditingkatkan taraf energinya oleh cahaya matahari. Energi diteruskan pada zat X, yang kemudian
melepaskan energi dengan pembentukan NADPH dari NADP.
Reaksi
gelap terjadi dengan penangkapan CO2 dari udara oleh senyawa 5 C untuk kemudian
membentuk senyawa 6 C. Senyawa 6 C ini
kemudian pecah menjadi 2 senyawa masing-masing dengan 3 C yang menjadi bahan
untuk pembentukan asam amino, lemak, dan sebagainya. Sekitar 20 % dari senyawa 3 C bergabung
menjadi senyawa 6 C yang selanjutnya membentuk gula, pati, selulosa, dan
sebagainya, dengan energi yang dilepaskan dari perubahan ATP mrnjadi ADP dan
NADPH menjadi NADP. Sedanglan kira-kira
80 % dari senyawa 3 C bergabung dengan senyawa 2 C dengan energi dari perubahan
ATP ke ADP menjadi senyawa 5 C dan seterusnya (Darmawan, 1983).
Dari
proses fotosintesis terdapat faktor-faktor luar yang mempengaruhi proses
fotosintesis (Loveless, 1991), yaitu :
1.
Konsentrasi karbondioksida
Dengan
intensitas cahaya dan suhu cukup tinggi sehingga tidak menjadi pembatas,
ternyata bahwa pada konsentrasi karbondioksida rendah kecepatan fotosintesis
hampir sebanding dengan konsentrasi karbondioksida. Hal ini menyatakan bahwa pada konsentrasi
rendah hampir seluruh karbondioksida mengatur kecepatan proses ini. Jika konsentrasi karbondioksida dinaikkan,
peningkatan kecepatan turun dengan cepat, sampai dicapai kecepatan maksimum
kira-kira pada konsentrasi 1 , di atas angka ini kecepatan akan konstan pada
suatu kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida.
2.
Intensitas cahaya
Dengan
konsentrasi karbondioksida dan suhu cukup tinggi sehingga tidak menjadi faktor
pembatas, hubungan antara intensitas cahaya dan fotosintesis sama dengan antara
konsentrasi karbondioksida dengan fotosintesis.
Hanya pada intensitas cahaya sangat rendah tidak ada fotosintesis yang
dapat dideteksi melalui metode baku analisis gas, sebab pada keadaan demikian
pertukaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada respirasi. Di atas titik kompensasi (yaitu pada
intensitas cahaya yang pada keadaan itu karbondioksida yang diambil untuk
fotosintesis dan dikeluarkan oleh respirsi seimbang benar), maka peningkatan
intensitas cahaya pada permulaan akan menyebabkan kenaikan sebanding dengan
kecepatan fotosintesis, akan tetapi pada intensitas cahaya sedang peningkatan
kecepatan mulai menurun sampai pada intensitas cahaya yang tinggi, kecepatan
menjadi konstan. Pada intensitas cahaya
tinggi seperti itu tumbuhan dikatakan jenuh cahaya.
3.
Suhu
Kisaran suhu
yang memungkinkan fotosintesis sangat bervariasi pada berbagai tumbuhan, tetapi
untuk sebagian besar tumbuhan di daerah tropik kisaran itu kira-kira 5 – 40°C.
4.
Interaksi faktor-faktor luar
Walaupun sudah
menjadi aksioma bahwa efek faktor mana pun pada kecepatan proses fisiologis
harus diteliti pada keadaan ketika tingkatan faktor terkontrol lain tidak
menjadi pembatas penelitian mengenai cara faktor-faktor saling berinteraksi
dilakukan dengan mengubah tingkatan berbagai faktor pada waktu yang sama. Jika interaksi antara dua dari tiga faktor
luar terkontrol yang berpengaruh pada fotosintesis diteliti, maka interaksi
antara suhu dan cahayalah yang lebih ruwet daripada interaksi lain sebab pola
respons terhadap variasi suhu sangat berbeda pada intensitas cahaya rendah dan
tinggi. Jika intensitas cahaya rendah
rendah, peningkatan suhu tidak menaikkan kecepatan fotosintesis. Sebaliknya pada intensitas cahaya lebih
tinggi kecepatan fotosintesis naik secara nyata pada pada kenaikan suhu. Kenyataan bahwa efek suhu itu bergantung pada
apakah cahaya juga menjadi pembatas atau tidak, memberi petunjuk penting
mengenai mekanisme fotosintesis.
Sedangkan
faktor-faktor dalam yang berpengaruh terhadap proses fotosintesis (Loveless,
1991), yaitu :
1.
Keadaan struktur daun yang memungkinkan resistensi
terhadap difusi karbondioksida dari atmosfer ke permukaan kloroplas.
2.
Penimbunan sejumlah besar hasil fotosintesis di dalam
kloroplas.
III. MATERI PRTAKTIKUM
A.
Alat
Leaf Chamber
Analyser (LCA 4) yang terdiri dari :
1.
Plant Leaf Chamber (PLC) : tipe broad dan narrow leaf
PLC; masing-masing untuk mengukur gas pada daun lebar dan daun sempit.
2.
Leaf Chamber Analyser : alat pengukur dan data logger.
3.
Battery dan battery charger.
4.
Kemikalia : Soda Lime (warna hijau dan berubah
menjadi cokelat jika kena CO2 atau H2O dan Drierite (Anhidrous
Calsium Sulfat : warna biru dan berubah menjadi pink jika terkena udara
basah), juga ada Humidifier (Iron II (Ferrous) Sulphate : FeSO4.7H2O).
5.
SRAM Memory Card dan Internal RAM.
B.
Bahan
1.
Tanaman kedelai
2.
Tanaman jagung
IV. CARA KERJA
1.
Mengecek baterai, apakah dalam kondisi terisi penuh
atau tidak, jika tidak perlu discharge.
2.
Mengecek tabung kemikalia :
a.
Apakah sudah terisi kemikalia yang benar dan belum
berubah warna, jika sudah rusak mengisi kembali hingga hampir penuh.
b.
Mengisi tabung soda lime dengan soda lime (warna
hijau), drier dengan drierite dan humidifier dengan Iron II (Ferrous)
Sulphate (FeSO4.7H2O).
Catatan : untuk menormalkan CO2 dalam tabung gas exchange, mengisi tabung
sejauh 1 – 2 cm dari tabung drier dengan “molekuler siever” (crystalline
sodium alumino-silicate).
3.
Memasang pipa PLC warna merah pada tempat berwarna
merah dan warna hitam pada pasangan yang berwarna hitam serta kabel PLC pada
Leaf Chamber Cable connection.
4.
Menghidupkan alat LCA 4 dengan menekan tombol On
dan menunggu beberapa menit ( 5 menit) hingga Cref = Can atau C = 0 (warming
up).
5.
Setelah warming up kemudian menentukan variabel
yang akan diamati dalam hal ini adalah laju fotosintesis dan laju transpirasi
dengan mengisi kolom dan mendefinisikan isi kolom sesuai dengan variabel yang
diamati (set up logger configuration).
6.
Mendeteksi laju fotosintesis dan laju transpirasi pada
daun tanaman kedelai dan kemudian mencatat hasilnya.
V. HASIL PENGAMATAN
C :
date
D :
CO2 analysis in vpm
E :
CO2 anl, dilution corrected vpm
F :
CO2 differential r-a, in vpm
G : CO2 reference in vpm
H : record label text
I :
energy convention factor
J :
H2O analysis as % RH
K : H2O anl, dilution corrected, %RH
L :
H2O differential a-r, in % RH
M :
H2O reference in % RH
N :
leaf area in cm2
O :
leaf area in cm2
P :
leaf surface temp in oC
Q :
stomatal conductance, mol m-2s-2
R :
P.A.R incident on L.C., umol m-2s-1
S :
P.A.R . at leaf surface, umol m-2s-1
T :
leaf chamber temp in oC
U :
date
V :
photosynthetic rate, umol m-2s-1
VI. PEMBAHASAN
Intisari
fotosintesis ialah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa
organik dari karbondioksida dan air.
Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya (karena itu ada awalan
foto) dan melalui perantara pigmen hijau klorofil, terletak pada organel
sitoplasma tertentu yang disebut kloroplas.
Reaksi keseluruhannya dapat ditulis dalam persamaan sebaagi berikut :
klorofil
CO2 + H2O + energi
cahaya (CH2O)n
+ O2
Dalam persamaan ini, (CH2O)
merupakan rumus umum untuk menyatakan bahwa organik yang pada umumnya (tetapi
tidak selalu) berupa pati atau beberapa karbohidrat lain. Bahan organic yang merupakan hasil penting
fotosintesis lebih banyak mengandung energi kimia potensial (yaitu yang dapat
diperoleh dengan cara perubahan kimia) daripada karbondioksida dan air yang
merupakan bahan dasar pembentuknya.
Perbedaan ini disebabkan adanya energi cahaya yang diserapnya. Oleh karena itu dalam fotosintesis, energi
radiasi cahaya diubah menjadi energi kimia dalam senyawa organik yang stabil
semacam karbohidrat itu (Loveless, 1991).
Dari
data pengamatan yang ada, diperoleh data yang menunjukkan laju fotosintesis dan
transpirasi yang terjadi dalam daun tanaman kedelai. Data tersebut diambil dari alat yang bernama Leaf
Chamber Analyser (LCA 4). Kegunaan
alat tersebut adalah :
1.
Untuk mengukur radiasi matahari dalam PAR (Photosynthetic
Assimilation Rate).
2.
Untuk mengukur laju fotosintesis pada tingkat daun.
3.
Untuk mengukur laju transpirasi pada tingkat daun.
Komponen atau bagian alat LCA 4
adalah :
1.
Plant Leaf Chamber (PLC), yang mempunyai tipe broad dan
narrow leaf PLC yang masing-masing digunakan untuk mengukur pertukaran gas pada
daun lebar dan sempit.
2.
Leaf Chamber Analyser, yang terdiri dari alat pengukur
dan data logger.
3.
Battery dan battery charger.
4.
Kemikalia, yang terdiri dari :
a.
Soda Lime, yang mula-mula berwarna hijau dan
lama-lama berubah menjadi cokelat jika kena CO2 atau H2O.
b.
Drierite (Anhidrous Calsium Sulfat), yang
mula-mula berwarna biru dan lama-lama berubah menjadi pink jika terkena udara
basah.
c.
Humidifier (Iron II/ Ferrous Sulphate
atau FeSO4.7H2O).
5.
SRAM Memory Card dan Internal RAM.
Sedangkan bagaimana alat LCA 4
digunakan, sudah dijelaskan dalam bab cara kerja.
Pada
data yang ada, diperoleh hasil laju fotosintesis yang menunjukkan angka yang
berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena
pada saat pengukuran dengan menggunakan alat LCA 4 sinar matahari terhalang
oleh awan sehingga fotosintesisnya tidak maksimal. Disamping itu masih terdapat faktor
penghambat yang lainnya.
Seperti
yang kita ketahui, laju fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor (Darmawan,
1983), yaitu :
1.
Kadar CO2 di udara
Walaupun kadar
CO2
di udara dapat dikatakan tetap (sekitar 0,03 %), akan tetapi pada siang hari
kadar CO2 di sekitar tanaman menjadi sangat rendah dan hal ini menghambat
proses fotosintesis.
2.
Suhu
Apabila
intensitas cahaya cukup tinggi, maka makin tinggi suhu, makin tinggi laju
fotosintesis. Akan tetapi apabila
intensitas cahaya rendah, maka kenaikan suhu tidak diikuti oleh kenaikan fotosintesis,
karena pada keadaan demikian reaksi terang tidak berlangsung cukup.
3.
Cahaya
Ada 3 ciri
dari cahaya yang mempengaruhi fotosintesis, yaitu :
a.
Intensitas cahaya
Makin rendah
intensitas cahaya, makin rendah laju fotosintesis karena produksi ATP dan NADPH
tidak cukup tinggi. Intensitas cahaya
pada siang terik dalam musim kemarau di Indonesia berada sekitar 10.000 kaki
lilin (1 kaki lilin = intensitas cahaya dari 1 lilin jarak 1 kaki), tetapi
hanya 25 – 30 % yang dipergunakan untuk fotosintesisoleh tanaman. Pada bagian-bagian teduh bahkan hanya 10 %
saja.
b.
Kualitas cahaya
Kualitas
cahaya ditentukan oleh proporsi dari warna-warna cahaya seperti merah, kuning,
hijau, biru, dan sebagainya. Klorofil
menyerap warna di daerah merah dan biru, yaitu panjang gelombang yang paling
banyak digunakn dalam proses fotosintesis.
Sedangkan penyerapan yang terendah adalah warna hijau. Warna hijau dari daun menunjukkan bahwa sinar
hijau banyak dipantulkan. Oleh karena
itu, sinar hijau kecil sekali pengaruhnya terhadap fotosintesis.
c.
Lama penyinaran
Apabila CO2
serta faktor-faktor lain tidak terbatas, maka penyinaran secara terus menerus
akan menyebabkan terjadinya fotosintesis secara terus menerus pula.
4.
Air tanah
Tersedianya
air tanah secara tidak langsung mempengaruhi kadar air sel daun yang seterusnya
mempengaruhi terbukanya stomata sehingga mempengaruhi fotosintesis.
5.
Kadar O2 di udara
Apabila kadar
O2
di udara diturunkan dari 20 % menjadi 1 %, maka fotosintesis naik 30 %. Jadi, O2 mempunyai daya menghambat
fotosintesis.
6.
Kandungan hara dalam tanaman
Mg dan N
merupakan bagian dari klorofil, jadi langsung berpengaruh pada fotosintesis.
7.
Kandungan klorofil
Banyaknya
klorofil dalam tanaman juga langsung mempengaruhi fotosintesis.
VII. KESIMPULAN
1.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju
fotosintesis secara kuantitatif adalah dengan menggunakan Leaf Chamber Analyser
(LCA 4).
2.
Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap laju
fotosintesis yaitu makin rendah intensitas cahaya, makin rendah laju
fotosintesisnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmawan,
Dr. Ir. Januar dan Baharsjah, Dr. Ir. Justika S. 1983. Dasar-Dasar
Fisiologi Tanaman. Semarang : Suryandaru Utama
Kimball,
John W. 1992. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Loveless,
A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk
Daerah Tropik.
Jakarta : Erlangga
Syamsuri,
Istamar, dkk. 2000. Biologi 2000. Jakarta : Erlangga
Komentar
Posting Komentar