Mikrobiologi acara II Pembuatan Media Pertumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PERTANIAN
ACARA II
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN
Disusun Oleh:
Nama :
Aprian Aji Santoso
NIM :
A1L010222
Kelas :
Agrotek D
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik,
sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu
dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa
kompleks lainnya (Soeryowinoto, 1985).
Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi
pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi
mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik, sumber energi (karbon),
vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan
komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya
(Soeryowinoto, 1985).
Untuk meneliti bakteri di laboratorium, kita harus dapat
menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Dalam laboratorium, lingkungan fisik yang dimaksud adalah
media biakan. Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara bakteri,
diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak macamnya untuk
kultuivasinya. Macam media tersebut dapat dibagi berdasarkan bentuknya
dan susunannya.
Berdasrkan
bentuknya, media dibagi atas medis cair, semi cair dan padat. Sedang
menurut susunannya, media dapat dibagi atas media kompleks dan media sintetik. Adapun
dalam percobaan ini, jenis media yang digunakan adalah jenis media PDA (Potato
Dekstrose Agar) yang merupakan media padat dan tergolong media kompleks.
Jenis yang termasuk garam-garam anorganik berupa
nitrogen terutama kalium nitrat (KNO3), belerang (sulfur anorganik),
fosfor dan unsure-unsur logam anorganik seperti natrium, kalium, kalsiuum,
magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, dan kobalt (Hendaryono, 1994).
Unsur karbon yang digunakan oleh Mikroorganisme dapat
berupa pancaran atau cahaya dinamankan fototrof, dan yang lain
adalah jenis kemototrofmenggunakan hasil oksidasi senyawa-senyawa
kimia dalam media untuk memperoleh energinya (Hadioetomo, 1986).
Vitamin dalam media biakan berfungsi membentuk substansi
yang mengaktivasi enzim. Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang
berlainan dala pola pengambilan nutrisi. Meskipun semua Mikroorganisme
membutuhkan vitamin dalam proses metaboliknya, namun beberapa jenis
Mikroorganisme nampu mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari
senyawa-senyawa lain di dalam medium (Hadioetomo, 1986).
Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik
bukan hara, yang dalam jumlah sedikit namun dapat mendukung, menghambat dan
merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan
sebagai komponen medium bagi pertumbuhan dan diferensiasi, tanpa penambahan zat
pengatur tumbuh dalam medium, pertumbuhan Mikroorganisme sangat terhambat
bahkan mungkin tidak dapat tumbuh sama sekali (Gardener, 1993).
B. Tujuan
Mampu membuat media pertumbuhan Nutrient Agar dan Potato
Dextrose Agar
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
1.
Nutrient Agar
-
Touge 200
gr
-
Dextrose 19-20
gr
-
Agar 15-20
gr
-
Aquades 1000
ml
2.
Potato Dextrose Agar
-
Aquades 250
ml
-
Kentang 50
gr
-
Dextrose 3,75
gr
-
Agar 5
gr
B. Prosedur Kerja
1.
Potato Agar
-
Kentang dikupas, dicuci sampai bersih
kemudian dipotong dadu 1 x 1 cm
-
Rebus kentang dengan air selama 20 menit (sampai
kentang lunak).
-
Pisahkan kentangnya dan ambil airnya (ekstrak)
-
Tambahkan dekstrosa, agar dan air dalam ekstrak kentang
hingga 1 liter
-
Tuangkan ekstrak tersebut ke dalam tabung reaksi
(10 ml atau kira-kira 1/3 dari tinggi tabung).
-
Sumbat tabung reaksi dengan kapas dan ditutup almunium
foil/plastic anti panas.
-
Sterilisasi dengan autoclaf selama 10 menit (setelah
tekanan naik mencapai 1 bar).
-
Setelah selesai, PDA dalam tabung diletakkan
miring hingga media membeku.
-
Setelah PDA membeku, PDA sudah dapat digunakan…
2.
Nutrient Agar
a.
Semua bahan di larutkan dalam sebagian aquades
b.
Agar dilarutkan dengan cara dipanaskan dengan aquades
lainya
c.
Setelah larut, kedua suspensi di campur
d.
Atur pH 6,8 – 7,2
e.
Masukan ke dalam tabung reaksi atau Erlenmeyer
f.
Di tutup dengan kapas dan di lapisi aluminium foil
g.
Disterilisasi dengan autoclave selama 15 menit pada
suhu 1200 dan tekanan 15 lbs
BAB III
HASIL DA PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi
media pertumbuhannya (Indra, 2008)
Nutrient Agar (NA)
Foto : Nutrien Agar
Gambar Nutrient Agar
Nutrien
agar merupakan media kultur universal untuk pertumbuhan
mikroorganisme/bakteri. Jenis bakteri yang dapat tumbuh pada nutrient agar
lebih sedikit dibandingkan dengan TSA. Nutrien Agar lebih sering digunakan
dibandingkan TSA untuk menghindari terjadi
Kandungan : Pepton dari dari daging,
ekstrak dagingn, agar-agar.
Cara pembuatan : Larutkan 20 g/L
nutrien agar (bubuk) autoclave 15 menit pada suhu121 0C, PH
7.0±0.2
Tutup : kapas putih
Nutrient agar
(NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (daging)
danbahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba. Fungsi
bahan yang digunakan pada medium NA :- Daging : sebagai sumber vitamin B,
mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.- Pepton : sebagai sumber utama
nitrogen organic dan sumber nutrisi- Agar : Untuk memadatkan medium NA.-
Aquadest : Untuk melarutkan agar, pepton, dan daging Pembuatan medium Nutrien Agar (NA)
menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g, peptom 3 g danagar 3 g. Pada awal
pengamatan medium Nutrien Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna
kuning,setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat. Pada pembuatan
medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung
banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk
mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga
berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993)
Nutrien
agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Medium NA
berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik/semi ilamiah,
berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat. Medium ini digunakan untuk
pertumbuhan bakteri. Komposisi NA yang terdiri dari: ekstrak beef berfungsi
sebagai sumber karbohidrat, mengandung senyawa nitrogen organik yang dibutuhkan
mikroba.Pepton merupakan sumber protein dan penghasil nitrogen. Bacto agar
berfungsi sebagai pemadat mediumAquadest berfungsi sebagai pelarut.
Potato Dextrose Agar (PDA)
Media yang paling umum digunakan untuk menumbuhkan
jamur/kapang/fungi adalah media PDA (Potato Dextrose Agar). Bahan baku utama
media ini adalah ekstrak kentang dengan penambahan sumber karbon berupa
dextrose. Saat ini sudah ada media PDA instant dari Merk, tetapi harganya
selangit. Terakhir aku beli tahun lalu sudah di atas rp. 1 jt/kg. Membuat PDA
sendiri cukup mudah, namun gula dextrose-nya yang harganya juga lumayan mahal.
Untuk penggunaan rutin pemakaian PDA cukup memakan biaya.
Oleh karena itu untuk perlu sedikit kreativitas dan
modifikasi agar biaya kultur menjadi lebih mudah. Salah satu modifikasi media
PDA yang sudah sering kami lakukan di laboratorium adalah dengan menganti
sumber karbon dengan sumber karbon yang mudah didapat dan murah, yaitu: GULA
PASIR alias Sukrosa. Kemudian untuk agarnya juga menggunakan agar teknis yang
harganya relatif murah. Kalau terpaksa tidak ada juga bisa menggunakan agar
Swallow yang banyak dijual di warung-warung.
PDA
digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk
makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang
dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA
adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.
campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media
secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga
suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan
direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar
untuk mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan
pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah
disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan
berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, medium dapat ditanami bakteri
(Schegel, 1993).
Media
berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering
digunakan secara umum dalam mikrobiologi.
Lactose Broth
Lactose
broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air,
makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk
koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak
beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
EMBA (Eosin Methylene
Blue Agar)
Media
Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi
untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan
keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa
kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar
EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis
bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan
eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata
antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung
sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa
daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel
Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel
JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
Nutrient Broth
Nutrient
broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama
dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut :
-
Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
-
Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada
langkah pertama.
-
Atur pH sampai 7,0.
-
Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
-
Sterilisasi dengan autoklaf.
MRSA (deMann Rogosa
Sharpe Agar)
MRSA
merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk
memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis
bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang
diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien
diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus
dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar
mengandung:
Protein
dari kasein 10 g/L
Ekstrak
daging 8,0 g/L
Ekstrak
ragi 4,0 g/L
D (+)
glukosa 20 g/L
Magnesium
sulfat 0,2 g/L
Agar-agar
14 g/L
dipotassium
hidrogen phosphate 2 g/L
Tween 80
1,0 g/L
Diamonium
hidrogen sitrat 2 g/L
Natrium
asetat 5 g/L
Mangan
sulfat 0,04 g/L
MRSB
merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.
Trypticase Soy Broth
(TSB)
TSB
adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan
bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari
spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.
Plate Count Agar (PCA)
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.
Plate Count Agar (PCA)
PCA
digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas
permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic
hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L
kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini
baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya
mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan
substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B
kompleks.
APDA
Media
APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang
terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada
media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri
terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan
dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa
dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat.
VRBA (Violet Red Bile
Agar)
VRBA
dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA
mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat
asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung
jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah
yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet,
agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah
didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga
50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran
garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak
menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa
merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan
agen pemadat.
PGYA
Media ini
berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan adanya
dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk
mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk membuatnya, semua bahan
dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan
dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas
lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
BAB IV
KESIMPULAN
Media yang dibuat harus disesuaikan dengan karakteristik dari jenis
mikroba yang akan ditumbuhkan. Aspek lingkungan seperti suhu, pH, kecukupan
nutrien media dan kontaminasi perlu dikondisikan dengan sebaik-baiknya agar
mikroba yang ditumbuhkan dengan baik.
Media merupakan
bahan yang terdiri atas campuran nutrisi, yang digunakan sebagai tempat
menumbuhkan mikroba
Pada proses pengenceran di gunakan peptone untuk membuat medium cair,
sedangkan untuk media cawan agar menggunakan PCA dan PDA.
Diharapkan dapat menjaga kondisi aseptis lingkungan serta perlengkapan
dalam pembuatan media agar dapat menghasilkan mikroba yang diinginkan.
Sebaiknya praktikan menggunakan alat-alat praktikum yang steril dan juga
bekerja aseptik dalam pembuatan media sehingga mendapatkan media yang baik
untuk digunakan pada percobaan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Diliello. R. L.
2002. Methods In Rood and Dairy
Microbiology. Avy Publishing. Inc. New York.
Dwidjoseputro,
D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, R.S.
1993. Mikrobiologi
Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition.
McGrow-hill book, New york.
Schegel, G.H.
1993. General
Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press, USA.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Stanier, Y. R.
Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel
Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.
Volk , W. A
& Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid
1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar